Rabu, 04 Maret 2015

Kamu yang Berada di Sana

Dulu, saat kita masih sering bertemu, aku tak perlu menanti pesanmu atau mencuri baca tulisanmu untuk mengetahui kabarmu.
Kita akan bertemu di sana, setidaknya satu kali dalam sepekan.
Dulu, saat kita masih sering bertemu, tidak sulit untuk melihat senyumanmu. Karena wajahmu selalu terhias senyum, meski mereka tak dapat melihatnya.

Saat kita masih sering bertemu, jika suatu hari aku merindukan kamu, aku bisa mengarang pesan agar bisa sekedar bercakap denganmu.

Apa kabar kamu disana?

Sudah beberapa minggu ini kita tak bertukar pesan
Bahkan untuk membaca tulisanmu di dunia maya, aku tak bisa
Kabar terakhir, kau sedang menunggu seseorang, mungkinkah itu aku?
Selain itu, yang terakhir ku baca dari tulisanmu, ayahmu sedang sakit. Apa kabar beliau?
Mungkin jika kita masih sering bertemu seperti dulu, aku akan segera mencari tau tentangmu. Menengok ayahmu yang terbaring di ranjang rumah sakit.

Apa kabar kamu disana?

Semoga hati dan fisikmu tetap tegar.
Semoga kamu bisa terus bersabar. Seperti nama yang orang tuamu berikan padamu.

Minggu, 01 Maret 2015

Cerita Hidup

Kita pernah bertemu dulu
Berjalan bersama bersama yang lain
Waktu akhirnya memisahkan kita
Kau berjalan di jalurmu, aku pada jalurku
Aku tak tau ke mana ujung jalan ini
Kau pun tak tau kan?

Bisa jadi di pertengahan jalan kita bertemu, untuk berjalan beriringan menuju satu tujuan yang sama
Atau mungkin akan ada yang menjemputmu, mengajakmu berjalan bersisian menuju tujuan itu

Kamu, yang berhati baik, terlalu baik untuk kujemput sekarang
Lagipula, ada banyak jarak di antara kita
Butuh waktu bagiku melewati jarak itu
Jika saat aku tiba kau sudah tak di sana
Biarlah aku menjemput orang lain saja

Jangan menungguku
Aku terlalu tak pantas untuk kau tunggu.

Kamis, 22 Januari 2015

Satu Hati Dua Rasa

Lama tak ada kata tertulis di blog ini. Kini, di sini hanya akan jadi pelampiasan rasa yang seharusnya tak tertuang.

Dalam diri kita, ada satu gumpal daging yang jika ia baik, maka kita akan jadi baik, begitu sabda manusia termulia di dunia. Namun, kini dalam tubuh ini, ia sedang sering dihinggapi dua rasa. Marah dan Cinta, yang tak sesuai dengan seharusnya.

Ada satu nama yang jika ia terdengar, hati ini bergejolak marah. Segala hal yang nama itu lakukan, selalu terdengar salah oleh diri ini. Entah apa yang ia telah lakukan, padahal ia (mungkin) tak pernah menyakiti hati ini secara langsung. Walaupun nama tersebut sudah beberapa kali terlihat atau terdengar berlaku tak sepatutnya pada sahabat-sahabat yang hati ini cinta.

Ada juga satu nama yang jika ia terdengar, membuat hati ini senang, namun gundah. Inilah cinta yang tak seharusnya, yang seharusnya tertahan jauh di lubuk terdalam tanpa diketahui siapapun, kecuali hati ini sendiri dan Sang Maha Mencinta. Namun, kini beberapa nama lain telah mengetahui, bahkan sang pemilik nama tersebut pun (mungkin) telah mengetahui perasaan yang terpendam sejak 6 tahun lalu itu. Beberapakali mata ini membaca tulisan nama tersebut, lalu hati ini merasa senang, senang yang tak seharusnya ada.

Marah dan Cinta ini tidak seharusnya ada sekarang.

Semoga Allah memudahkan mereka untuk pergi dari hati ini secepatnya.