Judulnya seperti yang mengenaskan gituh, haha.
Tapi emang bener mengenaskan sih. Jadi kehilangan tempat berbagi cerita. Kalau kalian tahu, ditinggal oleh sahabat itu rasanya seperti orang yang pergi tidur dengan segala bayangan menyenangkan dan mimpi indah, namun ketika kau terbangun, realita yang ada di depan kita sangat jauh berbeda dengan yang kita bayangkan. Kita akan merasa kecewa, sedih, marah, tapi kita tak bisa melakukan apa-apa atas hal itu.
Dan yang lebih parah, saya 'kehilangan' 4 sahabat dalam waktu yang hampir bersamaan. Mungkin memang tidak sepenuhnya kehilangan, tapi ada yang erbeda dari mereka. 3 dari mereka memang meninggalkan dalam arti harfiah, yaitu pergi jauh dari kita berdasarkan jarak, walupun dengan teknologi kita masih bisa berkomunikasi. Tapi rasanya jauh berbeda dengan kita kumpul langsung. beneran, walaupun cuma kumpul doang.
Jadi gini, pertama satu sahabat saya yang saya kenal dari Fun With Jurnalistik. Dia keterima di FK sebuah Univ. Satu sisi saya bangga dan senang. Gimana nggak bangga, lah. Temen kita sedang meniti langkah menjadi seorang dokter. Tapi di sisi lain, sebelum dia pergi dari Bandung juga saya udah mikir, pasti suatu saat bakal sibuk dengan dunianya sendiri. Dan ternyata benar. Sekarang untuk sekedar SMSan ma dia aja udah susah. Satu yang bisa saya lakukan adalah, mendoakannya agar impianny bisa tercapai Dan kelak, kalo kita kumpul lagi dengan bawa istri dan anak kita, kita udah sukses!
Sahabat saya yang kedua, sama dari FWJ juga. Walaupun dia juga sama dengan saya (nggak kuliah tahun ini), tapi dia kembali ke kampungnya buat ngebantu usaha keluarganya. Sama yang satu ini sih masih sering SMSan dan teleponan. Tapi, entah saya atau dia yang erubah. Sekarang udah nggak seasik dulu. Kabar baik dari dia, tahun depan dia kuliah di Bandung, di ITB. (aamiin!)
Yang ketiga. Ini salah satu sahabat terbaik saya. Walaupun beda SMA dan nggak pernah satu organisasi, tapi dia 'partner in crime' saya dulu. haha. Kalo inget masa-masa itu, ingin tertawa dan menangis rasanya. Tertawa ingat kebodohan kita. Kok bisa dulu ya? haha. Tapi juga ingin menangis, karena gara gara kita berdua, 'impact'nya lumayan parah. But, we could pass that moment together, right? Dan setelah kejadian itu, saya merasa ,makin akrab ma dia. We just like a brothers. Entah apa jadinya kalo saya nggak pernah kenal dia..
Dan terakhir, dan yang paling mengenaskan. Dia masih di Bandung dan malah sekarang kita masih satu mentoring. Tapi sejak dia mulai kuliah, dia jadi amat jauh. lebih jauh dari yang di luar kota. I don't know, but he's totally different now. Moment yang paling saya inget adalah saat ada masalah di organisasi sekolah. Pas dia curhat ke kakak kelas, dan saya menyaksikan mereka menangis. Juga pas dia bercerita panjang lebar mengenai masalahnya pada saya. "Untuk engkau, kawan. Semoga engkau tetap di jalan Allah. Dan ingat, aku yakin kau adalah salah satu hambaNya yang terbaik yang Ia kirim padaku untuk menjadi pengingat bagiku. Dan kuharap, engkau kan selalu begitu.."
haha. terasa lebay, ya postingan kali ini? Tapi itu emang uneg2 saya selama ini.
Kalau kalian berempat yang merasa disebut di atas baca ini, ingat pesan saya: "Teruslah lakukan apa yang kalian impikan, insya Allah saya akan selalu mendoakan kalian. Tapi, saya juga minta satu hal, tolong doakan saya juga. Karena saya percaya, doa dari ornag shaleh seperti kalian pasti dikabulkan oleh Allah.."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar