Rabu, 24 November 2010

Ketika kita malu, dan mereka tidak.

Aneh. Bahkan bisa dibilang sangat nyeleneh. Kalau banyak orang bilang, “jaman sekarang jaman edan!”, mungkin ada benarnya. Bagaimana tidak, coba saja jalan-jalan naek angkot, atau ke mall. Kalau kalian nggak menemukan keanehan, bisa jadi kalian juga termasuk orang aneh. Atau mungkin setelah kalian baca ini, jaman telah kembali normal.
Mengapa saya suruh ke angkot? Karena di angkot, kalian bisa melihat muda mudi (berseragam sekolah atau tidak) asik berpacaran. Minimal duduknya mepet-mepet lah. Nggak jarang juga kita lihat yang berpegangan tangan. Bakan saya pernah melihat yang bersenderan bahu. Dan mereka semua melakukan itu tanpa rasa malu! Aneh, kan? Kalau kalian nganggap itu nggak aneh, berarti kalian telah termakan strategi orang orang yang memang dari dulu mengupayakan agar itu semua terlihat wajar bagi kita.
Itu baru di angkot. Di mall juga sama aja. Bahkan sekarang mah nggak hanya di angkot atau di mall yang ‘tertutup’. Di jalan juga. Nggak tanggung tanggung bukan di jalan biasa, tapi di jalan deket masjid atau bahkan di taman masjid! Nggak percaya? Silahkan Anda jalan jalan ke Masjid Raya Kota Bandung.
Kalau kita ingin bertanya, sebenarnya apa yang terjadi pada para pemuda kita? Khususnya para pemuda muslim. Karena, bukan menjelek jelekan atau apa, tapi saya juga pernah(lebih dari satu kali) melihat 2 orang muda mudi berseragam SMA berpegangan tangan di jalan Dan si ceweknya memakai kerudung. Jelas, dong kalau dia seorang muslimah.
Dan kalian tahu kebalikannya? Kita, sebagai umat islam kebanyakan malu untuk melakukan kebaikan. Alasannya kebanyakan, “takut disebut riya”. Kawan, yang tahu isi hati kita itu Allah. Biarin orang lain menyebut kita riya, tapi Allah yang Maha Mengetahui apakah kita melakukan dengan riya atau tidak. Dan saya juga pernah baca suatu hadits yang menyatakan jika seseorang tidak melakukan sesuatu karena takut riya, maka itulah riya.(kalau ada yang tahu redaksi lengkapnya bisa kasih tahu saya).
Selain karena takut riya, mungkin orang orang sekarang kebanyakan berfikir, jika menunjukan identitas keislamannya di depan umum, takut disangka teroris. Ini dia kesuksesan kafir yang terbesar. Membuat umat islam sendiri berfikir bahwa mereka adalah ‘teroris’. Tapi semoga kita tidak termasuk di antara mereka.
Oh ya, satu lagi yang lebih mengkhawatirkan. Di sebuah stasiun televisi swasta, ada sebuah ‘sinetron islami’ yang di dalamnya memuat nilai nilai islam yang memang harus disebarkan. Tapi sayang, ada satu kekurangannya yang sangat mencolok. Sinetron itu seolah olah memperbolehkan pacaran! Itu yang saya liat. Entah kalian sepikiran atau nggak.
Yang jelas, umat islam sekarang, khususnya di Indonesia, sedang membutuhkan penyegaran. Islam sekarang membutuhkan pemuda pemudi yang tanggauh, yang tidak mudah terpengaruh oleh jaman. Islam membutuhkan pemuda yang bersedia mengorbankan waktu, tenaga, harta, bahkan jiwanya untuk Islam. Untuk apa? Tentu saja untuk ‘memperbaiki’ kerusakan yang telah terjadi. Saatny kita sebarkan pemahaman islam pada dunia. Kita tunjukkan pada dunia, bahwa islam adalah solusi dari semua kebobrokan dunia. Bukan hanya masalah yang tadi saya sebutkan, tapi juga untuk masalah ekonomi, pendidikan, moral, hukum, dan semua masalah yang terjadi di dunia, islam punya solusinya. Tidak ada waktu untuk berdiam diri, saatnya kita bergerak.

“wallahu’alam. Mohon maaf kalau tulisannya agak berbau profokativ. Karena saya memang berniat memprofokasi diri kita untuk melakukan kebaikan.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar